– Menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat dan seolah tidak memiliki risiko. Investasi skema Ponzi biasanya menarik investor dengan iming-iming profit tinggi dan cepat, padahal hal itu tidak realistis dan tidak sesuai dengan kondisi pasar.
– Proses bisnis dan investasi tidak jelas. Investasi skema Ponzi tidak menjelaskan secara transparan bagaimana uang investor digunakan, apa saja produk atau layanan yang ditawarkan, dan siapa saja pihak yang terlibat. Investasi skema Ponzi juga sering menghindari pengawasan dari otoritas keuangan.
– Produk investasi biasanya milik luar negeri. Investasi skema Ponzi sering mengklaim bahwa produk atau layanan yang ditawarkan berasal dari luar negeri, seperti emas, perhiasan, atau saham. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan kesan eksklusif dan menghindari pemeriksaan dari pihak berwenang di dalam negeri.
– Staf penjualan biasa mendapat komisi ketika dapat merekrut anggota baru. Investasi skema Ponzi mengandalkan sistem piramida atau jaringan untuk memperluas pangsa pasar. Staf penjualan atau anggota lama akan mendapatkan komisi atau bonus jika berhasil mengajak orang lain untuk bergabung. Hal ini membuat mereka semakin agresif dalam mempromosikan investasi tersebut.
– Ketika investor ingin melakukan penarikan, investor akan diiming-imingi investasi lagi dengan bunga yang lebih tinggi. Investasi skema Ponzi akan berusaha menunda atau menghalangi investor untuk menarik uangnya kembali. Hal ini karena uang investor sebenarnya sudah digunakan untuk membayar investor lain atau untuk kepentingan pribadi pelaku. Jika investor tetap bersikeras, investasi skema Ponzi akan memberikan alasan-alasan seperti masalah teknis, administrasi, atau regulasi.
Dengan mengetahui ciri-ciri investasi skema Ponzi, Anda bisa lebih waspada dan berhati-hati dalam memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan Anda.
Silakan masuk atau Daftar untuk mengirimkan jawaban Anda
Copyright © 2025 - Diskusi Forex